Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index

Internasional    
 
Republik Islam Iran
Kolonel Mohammad Reza Rafiee: Iran Cinta Damai
Saturday 21 Apr 2012 05:29:52

Kolonel Mohammad Reza Rafiee saat berkunjung ke Kopassus beberapa waktu lalu (Foto: Kopassus.mil.id)
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Atase Militer Iran di Indonesia, Kolonel Mohammad Reza Rafiee bersama Duta Besar Mahmoud Farazandeh Rafiee menyatakan dalam sejarahnya Iran tidak pernah menyulut perang, selain karena terpaksa membela negara. Negeri Teluk Parsi ini juga menyatakan mengutuk upaya-upaya penggunaan senjata pemusnah massal, termasuk nuklir.

Pernyataan itu disampaikan usai memimpin perayaan 33 tahun Angkatan Darat Republik Islam Iran, Jumat malam (20/4/2012) lalu, di Jakarta.

"Kami tidak pernah memulai peperangan tetapi membela dan mempertahankan dengan gagah berani atas segala ancaman atau serangan terhadap bangsa. Sejarah Iran telah mencatat hal itu," tegas Rafiee.

Menurut Rafiee, tekanan dunia Internasional melalui ancaman perang dan embargo persenjataan serta berbagai sanksi lainnya terhadap militer Iran dijadikan sebagai motivasi dan sebuah peluang yang memicu keberhasilan dalam mencapai kemandirian Iran.

Iran yang merupakan negeri teluk ini dikenal memiliki teknologi modern dalam persenjataan dan mampu meningkatkan pengetahuan ilmiah. Iran juga disegani karena taktiknya yang kerap membingungkan sejumlah negara yang mengembargonya.

Menurut Rafiee, militer Iran sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kehormatan, kebajikan dan kemanusiaan. Pun begitu akan nuklir sebagai senjata pemusnah massal. “Kami tegas menolak nuklir sebagai senjata pemusnah massal. Teknologi itu hanya kami gunakan untuk kepentingan ketahanan energi,”tegasnya.

Pernyataan itu bertolak belakang dengan kecurigaan AS dan negara-negara Barat lainnya bahwa Iran sedang mengembangkan teknologi nuklir yang berpotensi menjadi senjata. Walau Iran berkali-kali menyatakan hanya untuk kepentingan damai, teknologi nuklir itu membuat mereka berkali-kali menerima sanksi internasional.(kps/boy)




 
Berita Terkait Republik Islam Iran
 
 
Untitled Document

 Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Pledoi | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index


  Berita Terkini >>
 
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?
5 Oknum Anggota Polri Ditangkap di Depok, Diduga Konsumsi Sabu
Mardani: Hak Angket Pemilu 2024 Bakal Bikin Rezim Tak Bisa Tidur
Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket
Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami
Pengemudi Mobil Plat TNI Palsu Cekcok dengan Pengendara Lain Jadi Tersangka Pasal 263 KUHP
Untitled Document

  Berita Utama >
   
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan
Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah
Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua
PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet
Sampaikan Suara yang Tak Sanggup Disuarakan, Luluk Hamidah Dukung Hak Angket Pemilu
Untitled Document

Beranda | Tentang Kami | Hubungi | Redaksi | Partners | Info Iklan | Disclaimer

Copyright2011 @ BeritaHUKUM.com
[ View Desktop Version ]