JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Atase Militer Iran di Indonesia, Kolonel Mohammad Reza Rafiee bersama Duta Besar Mahmoud Farazandeh Rafiee menyatakan dalam sejarahnya Iran tidak pernah menyulut perang, selain karena terpaksa membela negara. Negeri Teluk Parsi ini juga menyatakan mengutuk upaya-upaya penggunaan senjata pemusnah massal, termasuk nuklir.
Pernyataan itu disampaikan usai memimpin perayaan 33 tahun Angkatan Darat Republik Islam Iran, Jumat malam (20/4/2012) lalu, di Jakarta.
"Kami tidak pernah memulai peperangan tetapi membela dan mempertahankan dengan gagah berani atas segala ancaman atau serangan terhadap bangsa. Sejarah Iran telah mencatat hal itu," tegas Rafiee.
Menurut Rafiee, tekanan dunia Internasional melalui ancaman perang dan embargo persenjataan serta berbagai sanksi lainnya terhadap militer Iran dijadikan sebagai motivasi dan sebuah peluang yang memicu keberhasilan dalam mencapai kemandirian Iran.
Iran yang merupakan negeri teluk ini dikenal memiliki teknologi modern dalam persenjataan dan mampu meningkatkan pengetahuan ilmiah. Iran juga disegani karena taktiknya yang kerap membingungkan sejumlah negara yang mengembargonya.
Menurut Rafiee, militer Iran sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kehormatan, kebajikan dan kemanusiaan. Pun begitu akan nuklir sebagai senjata pemusnah massal. “Kami tegas menolak nuklir sebagai senjata pemusnah massal. Teknologi itu hanya kami gunakan untuk kepentingan ketahanan energi,”tegasnya.
Pernyataan itu bertolak belakang dengan kecurigaan AS dan negara-negara Barat lainnya bahwa Iran sedang mengembangkan teknologi nuklir yang berpotensi menjadi senjata. Walau Iran berkali-kali menyatakan hanya untuk kepentingan damai, teknologi nuklir itu membuat mereka berkali-kali menerima sanksi internasional.(kps/boy)
|